Lazada Indonesia

Sabtu, 29 September 2012

PSSI + KPSI = Juara AFF 2012

Sudah banyak sekali tulisan para rekan kompasianer lainnya yang menulis akan PSSI dan KPSI ini dan tentunya Saya yakin semuanya menulis demi kemajuan sepakbola nasional, ada yang mendukung PSSI ada juga yang mendukung KPSI, semua sah-sah saja menurut saya karena interpretasi setiap orang bisa berbeda satu dengan lainnya. Dan interpretasi ataupun pendapat Saya juga bisa saja berbeda dengan rekan lainnya namun tujuannya sama demi kemajuan sepakbola nasional kita.

menurut Saya sendiri kekisruhan ini yang terjadi di tubuh PSSI ialah intinya ialah adanya Liga lain di luar Liga Indonesia karena FIFA hanya mengakui satu liga sah dalam satu negara,  bagi Saya apapun kebobrokan yang dilakukan oleh rezim Nurdin Halid cs namun upaya Nurdin untuk menghapus LPI ( Liga primier Indonesia ) karena memang hanya boleh satu liga tindakan yang sudah benar, namun keputusan Nurdin itu pun gagal. LPI yang seyogyanya dibentuk dengan tujuan baik yaitu mengatur keuangan klub yang mandiri yang bebas dari APBD hampir mirip pengelolaannya dengan EPL namun nampaknya para pendiri LPI tidak menyadari dampak dari pembentukan liga ini ke depannya.karena kalau hanya ada satu Liga kita bisa berfokus tinggal merubah liga tersebut menjadi lebih professional lagi ketika kepengurusan baru terpilih.
Harapan Saya sebenarnya dengan adanya LPI bisa merangsang PSSI kala itu untuk membuat sebuah Liga yang lebih professional namun yang terjadi malah sebaliknya, pergantian ketua umum pun tidak membawa hasil yang berarti tetap saja konflik dualisme liga itu masih terjadi, yang anehnya waktu era Nurdin LSI yang diakui FIFA dan LPI yang ilegal Namun ketika di era Djohar ARifin Hussein malah kebalikannya, berarti masalahnya bukan di FIFA , FIFA tergantung PSSI ternyata masalah legalitas. Upaya penyatuan sebenarnya sudah dilakuan PSSI merangkul keduanya dan membentuk Liga Prima Indonesia. Namun ternyata juga menuai beberapa kontroversi dalam tubuh PSSI sendiri diantaranya seperti yang termuat di wikipedia :

Kontroversi format dan struktur


Pada tanggal 26 Agustus 2011, Sihar mengumumkan bahwa kompetisi profesional musim 2011–12 akan terbagi ke dalam dua level, yaitu level 1 dan level 2. Level 1 akan terbagi ke dalam dua wilayah yang masing-masing berisi 16 klub. Dua tim yang menduduki posisi teratas pada klasemen akhir masing-masing wilayah akan berlaga di babak empat besar yang digelar dengan sistem gugur kandang dan tandang. Sementara dua tim terbawah masing-masing wilayah akan terdegradasi ke Level 2.Level 2 akan terbagi ke dalam empat grup yang masing-masing berisi 12 klub.
Setelah pengumuman Sihar tersebut, Djohar dan La Nyalla mengeluarkan komentar-komentar yang cenderung tidak sependapat dengan Sihar. Menurut Djohar, format kompetisi dua wilayah masih belum final dan tergantung keputusan AFC. Sponsor juga cenderung lebih mendukung format kompetisi satu wilayah. Kalaupun memang dua wilayah, maka itu hanya untuk musim 2011–12 saja. Sementara La Nyalla menuturkan bahwa format kompetisi yang sesuai dengan Statuta PSSI adalah satu wilayah.
Setelah rapat pada tanggal 16 September 2011, Komite Eksekutif PSSI kemudian memutuskan bahwa kompetisi musim 2011–12 akan tetap diselenggarakan dengan format satu wilayah dan juga tidak ada perubahan mengenai struktur liga.

Kontroversi tim peserta

Bersamaan dengan pengumuman mengenai format dan struktur, pada tanggal 26 Agustus 2011, Sihar juga mengumumkan bahwa kompetisi profesional level 1 akan diikuti oleh 32 klub (yang terbagi ke dalam 2 wilayah). Pada saat itu, PSSI mengeluarkan daftar 34 klub calon peserta yang merupakan 18 klub eks-peserta LSI 2010–11 dan 14 klub yang sudah berbadan hukum PT. Dua klub yang mendapatkan nilai terendah dalam verifikasi kelayakan stadion oleh AFC akan menjadi peserta kompetisi profesional level 2. Ke-34 klub tersebut adalah sebagai berikut:












Untuk kompetisi profesional level 2, direncanakan akan diikuti oleh 48 klub. Bersamaan dengan pengumuman calon peserta kompetisi profesional level 1, PSSI juga mengeluarkan daftar 36 klub calon peserta kompetisi profesional level 2. Kekurangan peserta direncanakan akan diambil dari dua klub calon peserta kompetisi profesional level 1 yang mendapatkan nilai terendah dalam verifikasi kelayakan stadion oleh AFC, sementara sisanya akan dibuka pendaftaran untuk 10 klub dari Divisi 1 di luar klasemen musim sebelumnya, dengan syarat sudah berbadan hukum PT. Ke-36 klub tersebut adalah sebagai berikut:









Pada tanggal 14 September 2011, Wakil Ketua Komite Kompetisi PSSI, Toni Aprilani, mengumumkan bahwa dari ke-34 klub yang sebelumnya dinyatakan ada di level profesional, setelah diverifikasi ternyata hanya ada enam klub yang dianggap klub profesional oleh AFC. Keenam klub itu tidak bermain di LSI 2010–11. Keenam klub tersebut adalah:

Setelah rapat pada tanggal 16 September 2011, Komite Eksekutif PSSI kemudian memutuskan bahwa kompetisi musim 2011–12 akan diikuti oleh 18 klub yang terdiri dari 14 klub peserta LSI 2010–11 yang memiliki posisi tertinggi dan 4 klub promosi dari Divisi Utama 2010–11. Seluruh klub peserta harus terlebih dahulu memenuhi semua persyaratan, termasuk persyaratan baru mengenai keuangan dimana klub tidak diperbolehkan lagi menggunakan dana dari APBD. Jika ada klub yang tidak memenuhi persyaratan, maka akan digantikan oleh klub yang berada di posisi di bawahnya. PSSI memperkirakan seluruh proses verifikasi akan selesai pada tanggal 26 September 2011.

Selanjutnya, pada lanjutan rapat Komite Eksekutif PSSI pada tanggal 21 September 2011, PSSI kemudian memutuskan untuk menambah jumlah calon tim yang akan diverifikasi menjadi 24 klub.Keenam klub tambahan terdiri dari 3 klub eks peserta LSI 2010–11 yang pindah ke LPI; 2 klub berdasarkan alasan sejarah, basis pendukung yang kuat, dan keinginan sponsor; dan 1 klub yang merupakan tim degradasi terbaik. Banyak pihak yang mempertanyakan keputusan ini karena dinilai tidak memiliki dasar yang kuat dan melanggar Statuta PSSI. Keputusan ini juga memicu pengunduran diri Harbiansyah dari jabatan Direktur BLI yang belum seminggu diembannya.

Pada tanggal 26 September 2011, PSSI menunda pengumuman hasil verifikasi selama sehari karena masih ada sekitar 10 klub yang belum melengkapi berkas. Dari hasil tabulasi sementara, ada enam klub yang diperkirakan tidak lolos verifikasi.Keesokan harinya, Sihar mengumumkan bahwa kompetisi akan diikuti oleh seluruh 24 klub yang telah diverifikasi. Komite Media PSSI kemudian menegaskan kembali bahwa penambahan jumlah peserta menjadi 24 klub tidak melanggar Statuta PSSI. Di dalam lanjutan rapat Komite Eksekutif PSSI pada tanggal 30 September 2011, jumlah peserta kompetisi kembali dibahas. Empat dari sembilan orang anggota Komite Eksekutif menolak kompetisi diikuti oleh 24 klub. Walaupun demikian, tidak ada perubahan yang terjadi dalam rapat tersebut. La Nyalla, salah satu anggota Komite Eksekutif yang sejak awal beranggapan bahwa jumlah 24 tim melanggar Statuta PSSI, menegaskan bahwa dirinya akan menggalang dukungan untuk menggelar kongres luar biasa.

Kontroversi hak siar


PT Liga Prima Indonesia selaku pengelola kompetisi profesional telah menandatangani nota kesepahaman dengan penyedia konten televisi asal Malaysia, Broadway Media, melalui televisi satelit berbayar Astro. Dengan adanya kerjasama ini PT Liga Prima Indonesia memberikan hak dan kewenangan kepada Broadway Media untuk menyiarkan pertandingan kompetisi profesional untuk pemirsa televisi berbayar di Malaysia dan Brunei Darussalam.[30] Sementara, mengenai stasiun televisi pemegang hak siar di dalam negeri, PSSI telah mengindikasikan akan melanjutkan kerja sama dengan antv, walaupun sampai saat ini masih mencoba untuk menegosiasikan berbagai perubahan mengenai ketentuan kontrak.

Pada tanggal 12 Oktober 2011, 3 hari sebelum kick-off kompetisi, masalah hak siar kembali mengemuka setelah PSSI dikabarkan memberikan hak siar kepada Media Nusantara Citra. antv sebagai pemegang hak siar kompetisi sebelumnya yang masih memiliki sisa kontrak selama 6 musim lagi mengancam akan menggugat PSSI dan MNC melalui jalur hukum. antv juga mengancam akan meminta pengadilan menyatakan hak siar liga sebagai barang sengketa, sehingga tidak ada stasiun televisi yang berhak menyiarkannya sampai statusnya jelas. Sehari sebelum kick-off kompetisi, PT Liga Prima Indonesia Sportindo (pengganti PT Liga Prima Indonesia) mengumumkan bahwa MNC secara resmi memenangi hak siar IPL selama 4 musim mulai musim 2011–12. IPL akan disiarkan di tiga stasiun televisi milik MNC, yaitu RCTI, MNCTV, dan Global TV.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Liga_Prima_Indonesia

Jelas sekali berbagai kepentingan mewarnai berbagai kontroversi di atas namun yang aneh ialah penambahan 6 tim dalam format 24 tim ialah karena degradasi terbaik dan faktor historis,basis masa yang kuat ini hanya ada di Indonesia pantas saja memicu kemarahan tim-tim lain. Ini bagi saya blunder yang dilakukan PSSI dan blunder lainnya menurut Saya ialah pemecetan Alfred Riedl tanpa dasar yang kuat dengan pelatih baru disaat timnas kita menghadapi pra piala Dunia jelas sekali akan susah membentuk tim baru dalam waktu singkat dan terlihat hasilnya timnas kita hancur-hancuran di pra piala Dunia zona Asia.

Menurut Saya semuanya terjadi karena lemahnya Djohar Arifin Hussein dalam memimpin PSSI, disamping ketidaktegasan terhadap dualisme ini yah lemah juga karena tidak didukung oleh anggotanya sendiri terutama La Nyala cs, yang akhirnya membentuk KPSI ( Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia). Sebenarnya Saya sangat respek dengan dibentuknya KPSI dengan harapan persepakbolaan Indonesia kembali ke trek yang benar, tidak adanya dualisme lagi, dan sistem liga yang baik, karena yang namanya penyelamat pasti bermaksud baik apalagi ISL yang dihuni tim -tim terbaik Indoneia,pemain-pemain terbaik dan basis suporter yang sangat banyak notabene mendukung KPSI, karena sudah tidak lagi dibawah PSSI.

Namun ternyata ketika PSSI memanggil para pemain ISL untuk bergabung dengan Timnas malah ditolak oleh KPSI dan membentuk Timnas sendiri dengan pelatih sendiri, bagi Saya itu tindakan keliru hanya setiap orang berhak membela tim nasional selama dia warga negara Indonesia dan memiliki kemampuan, harusnya adanya dualisme Liga yah timnas tetap satu berasal dari ISL maupun IPL jangan ada yang menghalang-halangi.

sekarang KPSI bukan lagi penyelamat namun malah memperkeruh suasana, adanya Joint Comitte atau JC antara kedua kubu dan sementara hasilnya sudah kita ketahui bersama mengenai penyatuan liga pada 2014 dan timnas dibawah PSSI, harusnya jika memang benar KPSI sebagai penyelamat yah legowo lah dibubarkan karena sekarang PSSI sudah berada pada jalur yang benar sudah tidak perlu lagi Komite Penyelamat,.Dukung sepenuhnya PSSI.

Saya sudah muak waktu kita hanya tersisa untuk mengurusi ini-ini saja masalahnya dari awal sudah dibilang intinya ialah adanya liga tandingan jika dari awal Djohar tegas terhadap ini dan juga terhadap pengurusnya maka revolusi liga sudah bisa dimulai dari awal tidak 2014.
STOP kepentingan dalam sepakbola... AFF di depan mata kalau ngurusin ginian terus kapan fokusnya?
Jika KPSI mau mempersilahkan para pemainnya bergabung, namun alangkah baiknya jika legowo membubarkan diri toh sudah ada JC,. jika itu terjadi maka rumus saya berlaku :

PSSI + KPSI  = Juara AFF 2012

Salam

0 comments:

Posting Komentar