Muak bosan dengan kanal bola kompasiana isinya cuma para pendukung
PSSI dan KPSI yang saling serang merasa paling benar saling caci sampai
bawa-bawa politik segala,haduh. ini juga cermin mereka itu sama saja
sama yang diatas tidak bisa akur tidak diatas tidak
disini,masing-masing punya kepentingan.mereka menulis akan konflik toh
mereka sendiri berkonflik dalam kanal ini.heu.
Sadarkah kita sekarang ini Persepakbolaan Indonesia dalam masa
kelam,semrawut, dualisme timnas dan dualisme pelatih, munculnya
KPSI,keidakpercayaan klub,peringkat yang buruk,daya tarik penonton yang
menurun,pemain yang selalu telat digaji, dll. sekarang penulis tanya
yang bertanggung jawab siapa?bukannya PSSI sebagai otoritas tertinggi
dalam mengurus sepakbola, jika keadaan sekarang ini yah yang harus
bertanggung jawab dan bebenah yah PSSI itu sendiri,saya selalu bilang
kenapa kita menjadi dikotak-kotakan antara KPSI dan PSSI seakan berbeda,
KPSI dianggap sebagai penghianat dan PSSI yang benar dan bagi Saya itu
keliru sebagai otoritas tertinggi yah PSSI yang salah karena dari awal
tidak tegas dan membiarkan terbentuknya KPSI dan ada yang harus
diperbaiki dari situ.
Sebenarnya sederhana sekali yang bertanggungjawab akan semua ini yah
PSSI sebagai otoritas tertinggi, kenapa jadi sekarang berbeda, kesalahan
dibebankan kepada KPSI, menpora,klub,dan lain-lain. ketidakmampuan
mengatur semua itu bukti kegagalan PSSI dalam mengelola sepakbola
ini,kalau PSSI sebuah negara kacaulah semuanya, pemberontakan
dimana-mana ada yang tidak puas ada yang ingin merebut kekuasaan namun
jika pemerintahan suatu negara kuat maka hal tersebut tidak terjadi.ini
juga berlaku bagi PSSI karena PSSI ini lemah dari awal maka pihak-pihak
lain mudah memanfaatkannya.selama PSSI lemah dan tidak tegas maka akan
terus begini.
Namun sekarang nasi sudah menjadi bubur sekarang tinggal bubur nyah itu
saja dibikin enak ditambah kerupuk,daging,kacang,dan bawang
goreng.yummy. iya sekarang ialah yang terpenting bagaimana PSSI dapat
memperbaiki kinerjanya untuk dapat menyelesaikan semua kekisruhan ini,
tindak tegas siapa saja yang menghalangi karena PSSI punya otoritas,yang
terpenting ialah bagaimana PSSI meracik suatu sistem Liga profesional
hanya satu di Indonesia selama ada dualisme Liga mau bagaimana pun
kekisruhan akan terus berlanjut karena dua kepentingan ada disana,baru
bisa menjalankan program-program lainnya dengan leluasa seperti
pembinaan dan peningkatan fasilitas, untuk menghilangkan diualisme
ketegasan sekali lagi perlu disini dan sangat perlu.
Kita kasih kesempatan buat PSSI untuk memperbaiki ini semua kalau tidak bisa juga yah legowo lah.
0 comments:
Posting Komentar