Lazada Indonesia

Rabu, 01 Juni 2011

Hidup dengan Tujuan atau Tanpa Tujuan ?


Judul catatan tersebut merupakan sebuah pertanyaan bagaimana menjalani hidup ini. Apakah meski memiliki tujuan dan rencana ataukah tidak ada tujuan dan tidak ada rencana ? sebelum menjawabnya Saya jadi ingat 2 orang tokoh motivator dan juga pengusaha mereka ialah Tung Desem Waringin dan Bob sadino. Kayaknya mereka berdua cukup mewakili pertanyaan tersebut.

Tung Desem waringin atau biasa dipanggil Pak Tung ialah seorang motivator hebat dan pernah menjadi pelatih sukses No 1 Indonesia versi majalah Marketing masuk dalam salah satu tokoh The Most Powerful People & Ideas in Business 2005 (Majalah SWA) yang mewakili hidup harus ada tujuan bahkan lebih jauh lagi kata Pak Tung dalam bukunya Financial Revolution mengatakan tujuan harus jelas dan spesifik. Bila anda ingin memiliki kekayaan baik itu uang, mobil mewah maupun rumah mewah. Anda harus mempunyai tujuan atau goal yang hendak dicapai dengan jelas dan spesifik contohnya jika kita ingin memiliki mobil mewah catatlah secara jelas dan spesifik mobil apa yang ingin kita beli lengkap dengan jenis dan tipe mobilnya? tanggal dan tahun berapa kita ingin membelinya ? dan tentunya kita harus action dalam pencapaiannya. Menurutku pendekatan Pak Tung untuk suskses menggunakan pendekatan Neuro Linguistik Program ( NLP ). Dalam NLP keyakinan dan pikiran sangat menentukan kita bisa sukses atau tidak. Contohnya jika kita yakin dan berpikir bahwa pada tahun 2011 memiliki sebuah rumah dan hal itu pun akan jadi kenyataan akibat keyakinan kita yang positif dan pikiran kita yang kuat memilikinya dan tentunya sekali lagi harus ada action dalam pencapaiannya.

Berbeda dengan Pak Tung, Bob sadino atau biasa dipanggil Om bob justru menyarankan agar hidup tidak memiliki tujuan dan rencana. Menurut Om bob kita bisa sukses tanpa memiliki tujuan dan rencana. Hidup itu jalani saja, sukses ataupun gagal itu Cuma akibat dari tindakan kita. Daripada kita berencana mending kita action saja langsung dalam menjalankan usaha. Kata Om bob dalam percakapan di salah satu televisi swasta. Om bob lebih menekankan pada tindakan dan bukan rencana.

Jadi bingung harus memilih yang mana yah? Keduanya terbukti sukses dengan cara mereka masing-masing. Ada sebuah analogi menarik dari Pak Tung dan Om bob mengenai ini. Pak Tung menganalogikan jika kita hidup tanpa tujuan kita ibarat naik taksi kemudian supir taksi itu bilang, mau kemana? Kita jawab terserah ( tanpa tujuan ), kemungkinan besar supir taksi itu berputar-putar sampai agronya tinggi dan uang kita habis dan kemungkinan yang lain kita diturunkan di tengah jalan karena kesal. Jadi uang habis, waktu abis dan tidak dapat apa-apa. Namun yang menarik justru Om Bob menggunakan analogi lain yaitu jika kita naik taksi dengan tujuan Surabaya, tetapi supir taksi malah menurunkan kita di Bandung. Ternyata di Bandung lebih menyenangkan daripada di Surabaya ngapain kita ke Surabaya lagi?

Terus terang Saya lebih tertarik analogi Om bob tadi, jika kita memiliki tujuan, impian ataupun cita-cita seringkali kita terbebani akannya. Dan banyak juga yang stres karena tujuannya tidak tercapai. Bukannya Saya anti dengan tujuan, impian ataupun cita-cita. Seperti kasus Bandung-Surabaya tadi kita sebenarnya tidak tahu mana yang lebih cocok dan menyenangkan buat kita. Menurut kita Surabaya lebih menyenangkan namun ternyata Bandung justru lebih cocok dengan kita. Tujuan juga bisa membelenggu kemampuan kita sebenarnya. Contohnya jika kita bercita-cita atau bertujuan ingin menjadi gubernur dan ternyata tujuannya tercapai. Padahal bisa jadi kita bisa jadi presiden jika tidak terfokus pada menjadi gubernur saja. Potensi kita jadi tidak sepenuhnya tergali.

Terakhir saya ingin menyimpulkan Saya cendrung untuk memilih hidup tanpa tujuan, cita-cita ataupun mimpi. Memang kelihatannya buruk dan aneh. Seperti Om Bob bagi saya perencana terbaik hanyalah Tuhan. Master planner saya ialah Tuhan. Tuhan bukanlah supir taksi dalam analogi Pak Tung yang gampang kesal dan memanfaatkan penumpangnya sedangkan Tuhan seperti supir taksi dalam analogi Om Bob tadi tahu mana yang terbaik buat kita, bukan pilihan kita yang terbaik namun pilihanNya lah yang terbaik. Jika kita sudah menjalani hidup dengan kebaikan terima saja kehendakNya dan rencanaNya karena Dialah master planner terbaik dan Maha Tahu apa kebutuhan kita dan yang tahu mana yang terbaik buat kita.

“Boleh jadi Kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”

( QS. Al – Baqarah : 216 )



3 comments:

Posting Komentar