Si anak pun terus menangis dan meminta ayahnya memperbaiki mainannya. Karena kasihan dan cintanya kepada anaknya si ayah pun memperbaiki kembali mainan itu tetapi dengan mengingatkan anaknya terlebih dahulu untuk tidak mengomel melulu. Karena takut pada ayahnya kali ini si anak tidak berani mengomel dan menyuruh lagi kepada ayahnya dan menyerahkan kepada ayahnya untuk memperbaikinya sendiri.
Si ayah pun mulai memperbaikinya sendiri tanpa ada suruhan atau omelan lagi dari anaknya. Dan setelah mengotak-atik mainan itu, akhirnya mainan itu pun bisa diperbaikinya dan bisa berfungsi kembali.
Cerita itu hanya sebuah analogi, mainan itu pun bisa diperbaiki karena si anak berhenti menuntut dan mengomel kepada ayahnya dan membiarkan ayahnya memperbaikinya karena ayahnya lah yang paling tahu sebenarnya akan kerusakan itu. Kenapa juga mulai sekarang kita hentikan segala tuntutan,suruhan dan omelan kita kepada Tuhan, serahkanlah semuanya kepada Tuhan toh Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang lebih mengetahui apa yang kita butuhkan dan apa yang terbaik buat kita. Stop lah menjadikan Tuhan sebagai suruhan kita dan biarkanlah Tuhan bekerja dengan kasihNya.
0 comments:
Posting Komentar