Lazada Indonesia

Selasa, 01 Januari 2013

Lakon Semar, La Nyala dan Djohar Part 2


Dengan sangat cepat sekali kedua Semar sudah berada di hadapan La Nyala dan Djohar Arifin, kedua orang itu pun sangat kaget apalagi dengan kehadiran Semar dengan wujud Bharata Ismaya, apakah Bharata Guru mengirim Semar untuk menghukum mereka pikir mereka dalam hati.Namun setelah Semar menjelaskan maksud dan tujuannya tampak wajah mereka tidak ketakutan lagi dan mempersilahkan Semar duduk dan berbincang.

(Perbincangan Semar dengan La Nyala)

La Nyala : Benarkah maksud kedatangan eyang Semar ini untuk menasehati bukan menghukum kami karena belum bisa berdamai?

Semar : Benar Dimas,maksud kedatanganku kemari ialah untuk menasehati kalian agar berdamai,ketahuilah seminggu yang lalu Batara Narada menemuiku untuk mendamaikan kalian karena hampir Batara guru mengirim Batara Bayu untuk meluluh lantahkan Negeri Gemah ripah loh jinawi ini dengan anginnya akibat ulah kalian.

La Nyala : Maafkan Aku Eyang,maaf seribu maaf karena ulahku bangsa ini semuanya menjadi korban,Namun Aku tidak salah Eyang,Aku membela kebenaran, Aku tidak ingin organisasi PSSI dan sepakbola Indonesia menuju jurang kehancuran karena dipimpin oleh orang yang tidak tahu bagaimana memajukan sepakbola ini.makanya kami membuat Komite Penyelamat agar menjadi penyelamat sepakbola ini.

Semar : Kebenaran macam apa yang kamu bela dimas?Penyelamatan seperti apa yang ingin dimas Nyala inginkan?Lihat kondisi sekarang?pembenaranmu dan penyelamatanmu apa manfaatnya?
La Nyala : Diam seribu bahasa ..

Semar : Kebenaran itu mutlak milik sang Hyang widi,dan penyelamatan itu haruslah menjurus kepada kemaslahatan bersama dimas dan harus sesuai aturan.

La Nyala : Kami tidak melanggar aturan,pihak mereka lah yang melanggar aturan Eyang,justru KPSI dibentuk supaya aturan itu ditegakkan.

Semar : Geleng-geeng kepala sambil tersenyum, Aturan yang mana dimas? sudah kukatakan tadi kebenaran itu mutlak milik sang Hyang Widi dan Aturan yang benar juga mutlak milik Beliau,. kemaslahatan bersama jauh lebih penting dimas.Apakah artinya ini semua jika semuanya dibumi hanguskan oleh Batara Guru tanpa berbekas?Tidak hanya sepakbola yang hancur,bangsa pun secara keseluruhan akan hancur pula?Jawab dimas?penyelamatan apa ini?

La Nyala : hanya terdiam, mohon ampun eyang aku tidak bisa menjawabnya karena percuma jika semuanya hancur tidak akan ada lagi kebanggaan yang ada hanya kesengsaraan.Apa yang harus Saya lakukan Eyang?

Semar : kamu tahu apa yang harus kamu lakukan dimas

La Nyala : Baiklah eyang

(Perbincangan Semar dengan Djohar Arifin)

Djohar : Terima Kasih atas kedatangannya kemari eyang Semar untuk menasehati dan menjembatani perdamaian ini.

Semar : sama-sama dimas,maksud kedatanganku kemari ialah untuk menasehati kalian agar berdamai,ketahuilah Batara Narada menemuiku untuk mendamaikan kalian karena hampir Batara guru mengirim Batara Bayu untuk meluluh lantahkan Negeri ini.

Djohar : Maafkan Aku eyang karena ulahku bangsa ini menjadi korban, namun Aku cuma menjalankan amanat dan ingin menyelematkan sepakbola dari orang-orang yang ingin sepakbola ini hancur.

Semar : kehancuran macam apa yang dimas maksud?Apakah lebih hebat daripada murkanya Batara Guru?Ingat dimas negeri ini akan dihancurkan jika kalian tidak mau berdamai.

Djohar : Diam tak bisa menjawab, Kenapa Dewata tidak menghukum KPSI aja eyang,kita sudah taat aturan eyang?

Semar : Aturan macam apa dimas? kebenaran itu mutlak milik sang Hyang Widi dan aturan juga benar juga mutlak milikNya. Aturan itu hanyalah sebuah aturan yang dibuat manusia, Taatilah aturan jika mendekatkannya kepada kemaslahatan umat,namun jika aturan itu malah membuat bangsa ini tercerai berai apalah arti sebuah aturan dimas?

Djohar : Terdiam..

Semar : Ingatkah kisah eyang Bhisma dimas?akan sumpah besar beliau?beliau rela kehilangan hak menjadi raja dan hak untuk menikah selamanya demi kebahagiaan ayahnya.Ini demi bangsa dan negara Dimas

Djohar : Apa yang harus saya lakukan eyang?

Semar : Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan dimas

Djohar : Baiklah eyang

Kemudian Semar meninggalkan La Nyala dan Djohar dengan senyum manis namun masih tersimpan keraguan dalam hatinya entah apa itu,.

Bersambung ................

(kisah ini hanya fiktif belaka)

0 comments:

Posting Komentar