Lazada Indonesia

Jumat, 14 Desember 2012

PSSI dan KPSI Belajarlah dari Bisma

Dalam mahakarya Mahabharata ada seorang ksatria yang luar biasa yang juga merupakan salah satu tokoh utama dalam mahabharata yaitu Bisma,yang merupakan anak dari Prabu Santanu dan Dewi Gangga, Bisma sendiri yang terlahir dengan nama Dewabrata yang kemudian lebih terkenal sebagai Bisma, Nama Bisma sendiri yang berarti “Dia Memiliki Sumpah yang Dahsyat” dan memang Dewabrata dipanggil Bisma karena sumpah yang luar biasa atau bhishan pratigya, yaitu sumpah untuk membujang selamanya dan tidak akan mewarisi tahta ayahnya karena kecintaan yang besar kepada ayah tercintanya.

Cerita ini berawal semaenjak ditinggal Dewi Gangga, Prabu Sentanu selalu merasa kesepian dan akhirnya Dia jatuh cinta kepada seorang wanita bernama Satyawati namun ketika hendak meminang Styawati sang prabu tidak bisa memenuhi satu syarat yang diajukan oleh ayah Satyawati yaitu Dasapati yang memberikan syarat jika ingin sang prabu memperisteri Satyawati maka nanti yang berhak menjadi putra mahkota atau Raja selanjutnya ialah anak dari Styawati, jelas prabu Santanu tidak setuju karena Dia sendiri telah mengangkat anak kesanyangannya yaitu dewabrata sebagai penerus kerajaan hastinapura. sang prabu pun pulang dengan tangan hampa.

Hari demi hari sang prabu merasakan kesedihan yang luar biasa karena tidak bisa meminang orang yang dicintainya, dan Dewabrata pun sebagai anak yang sangat berbakti melihat ayahnya yang terus-terusan sedih dan menanyakan kenapa beliau sedih, namun sang prabu tidak menjawabnya. Kemudian Dewabrata mencari sendiri kesedihan ayahnya dan akhirnya dewabrata tahu bahwa satyawati lah penyebabnya.

kemudian Dewabrata pergi menemui Satyawati dan Dasapati untuk menanyakan duduk perkara sebenarnya, dan setelah diceritakan oleh Dasapati,kemudian dengan sangat luar biasa tulus Dewabrata menyetujui syarat bahwa beliau tidak kan menduduki tahta kerajaan demi kebahagiaan ayahnya, Namun dasapati kurang puas hanya dengan pernyataan seperti itu, “bagaimana nanti jika kamu punya keturunan,apakah menjamin nanti anak-anakmu tidak merebutnya?tanya Dasapati, mendengar seperti itu Dewabrata dengan lantang bersumpah bahwa dia tidak akan menikah seumur hidupnya yang dengan sumpah tersebut konon membuat langit dan bumi bergetar karena sumpah besar tersebut. Setelah Dewabrata bersumpah kemudian Dasapati pun menyetujui pernikahan anaknya dengan Prabu Santanu. Dan setelah sumpah yang besar tersebut dewabrata diganti namanya menjadi Bisma dan dengan sumpah itu pula Bisma memiliki kekuatan mampu mengendalikan waktu kematiannya sendiri.Terbukti ketika beliau gugur dalam perang baratayudha stalah dikalahkan oleh Arjuna dan srikandi,beliau memilih menunda kematiannya setelah perang berakhir untuk melihat kemenangan pandawa dan memberikan wasiat terkahir kepada para pandawa.

Sumpah yang besar dan agung,betapa tidak Bisma yang sudah ditunjuk menjadi putra mahkota mewarisi seluruh kerjajaan namun karena kecintaannya kepada sang Ayah demi kebahagiaan ayahnya tercinta rela melepas semua itu bahkan rela membujang seumur hidup, Sikap ksatria ini harus dijadikan pembelajaran buat semuanya terutama bagi para politikus dan penguasa. Demi sang ayah Bisma rela mnyerahkan tahta mahkota dan membujang seumur hidup, alangkah indahnya jika para penguasa di negeri ini mempunyai semangat seperti Bisma,kerelaan melepas jabatan demi kepentingan lain yang lebih besar tentunya kepentingan rakyat dan kebahagiaan rakyat.

Namun mampukah para penguasa negeri ini lebih memilih kepentingan rakyat atau malah lebih memilih kepentingan pribadi dan partainya saja.mudah-mudahan sikap Andi Malarangeng yang mundur dari menpora setelah mengetahui pencekalan dirinya menjadi awal yang bagus buat pejabat-pejabat lainnya untuk tahu malu dan tidak mendewakan kekuasaan seperti hal nyah Bisma seorang ksatria gagah berani mlepaskan kpentingannya sendiri demi orang lain dan terus menjaga sumpahnya sampai mati namun betapa banyak di negeri ini sumpah palsu??dan betapa banyak yang tidak mau mengalah demi rakyat, contohnya KPSI dan PSSI sampai kapan kalian melepaskan ego masing-masing demi kepentingan rakyat dan sepakbola nasional??

Salam

0 comments:

Posting Komentar